|
|
Rutinitas keseharian Nisrina tak jauh beda dengan remaja seumurannya. Namun soal pendidikan, Nisrina yang biasa dipanggil Uli ini, menyiasati antara membantu orangtua dengan belajar.
Selepas pulang sekolah, Uli melakukan pekerjaan rutin membantu ibunya di rumah seperti menyapu, mencuci piring, dan membersihkan kamar. Tugas yang diberikan orangtua itu sudah dikerjakan remaja kelahiran Pekanbaru 29 Juli 1996 ini sejak duduk di bangku SD.
Mungkin ini barangkali ini salah satu jurus kenapa dia berhasil meraih nilai tertinggi UN Riau 2013, yakni rutinitas bangun tengah malam, Salat Tahajud lalu belajar. ‘’Seperti ada yang membangunkannya. Mungkin malaikat,’’ ujar Nisrina menceritakan kebiasaannya itu saat ditemui Riau Pos di sekolahnya, SMAN 8 Pekanbaru.
Uli berhasil meraih nilai tertinggi 57,40 yang diperoleh dari enam mata ujian yaitu Bahasa Indonesia 9.20, Bahasa Inggris 9.40, Matematika 9.80, Fisika 9.60, Kimia 9.60, dan Biologi 9.60.
Belajar di tengah malam, katanya, menjadikan suasana tenang sehingga melahap buku pengetahuan dan berhitung serta rumus matematika gampang terserap di kepalanya. Sedangkan pekerjaan rumah (PR) dikerjakannya setelah melaksanakan Salat Maghrib.
Selain meraih nilai tertinggi UN 2013, Uli yang dikenal teman-temanya rajin beribadah tersebut juga selalu meraih rangking di kelas. ‘’Alhamdulillah dari kelas satu sampai kelas tiga bisa rangking tiga besar terus,’’ ungkapnya merendah.
Setelah tamat, Uli berencana melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi ternama di Indonesia yakni UGM melalui jalur undangan. Pilihannya jatuh pada Fakultas Kedokteran. ‘’Tinggal menunggu pengumumannya saja. Katanya akan diumumkan dalam waktu dekat ini,’’ tutur dia.
Uli merupakan anak dari pasangan Suyatno dan Puji Iswari. Suyatno bekerja sebagai karyawan di PT Arara Abadi, sedangkan Puji Iswari, PNS yang menjabat sebagai Kepala Balai Diklat Kehutanan.
Di mata teman-reman sekolahnya, Uli dikenal sebagai gadis periang, ceria dan baik. ‘’Uli sangat baik orangnya, periang serta pintar. Pandai bergaul serta tak pilih-pilih untuk berteman,’’ ungkap Diana salah satu teman satu kelas Uli.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 8 Pekanbaru Hj Hasnidar menuturkan, sangat sedih sekaligus bangga dengan Uli ini. Sedih karena sekolah akan ditinggalkan anak yang sangat baik, dan bangganya Nisrina sudah menunjukkan buktinya menempa pendidikan di sekolah unggulan tersebut.
‘’Saya berharap masih ada anak didik di sekolah ini yang mengikuti jejaknya Nisrina,’’ ungkap Hasnidar.
Secara keseluruhan dari hasil UN tahun 2013 ini, SMAN 8 Pekanbaru mendominasi peringkat kelulusan UN tahun 2013. Sembilan siswanya meraih nilai tertinggi di urutan 10 besar. Kesembilan anak didik SMAN 8 Pekanbaru tersebut adalah jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Peringkat kedua ditempati Caren Andika Surbakti juga dari SMAN 8 Pekanbaru dengan nilai 56.60, sementara peringkat ketiga berasal dari SMA Cendana Pekanbaru, Muhammad Risyad Hasyim. Adaun rangking keempat ditempati Trisia Sinta Uli dengan nilai 56.10, rangking kelima Aristo Taufiq (56.10), rangking keenam Ira Sofyana (56.10) dan rangking ketujuh M Naufal Prathama (56.00), rangking kedelapan Anisa Jamine Apriyadi (55.90) dan kesepuluh Adam Ramadhan Priatna dengan nilai 55.70. Semuanya siswa-siswi SMAN 8 Pekanbaru.(ilo)
Sumber : http://riaupos.co/berita.php?act=full&id=29225#.UaNH61E6uRE
